iklan

Tuesday, 10 November 2015

Tidak Maksimalnya Kerja Penasehat Akademik

Tidak Maksimalnya Kerja Penasehat Akademik
     Samata, penasehat akademik mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi , universitas islam negeri Makassar dinilai tidak menjalangkan tugasnya dengan baik. Hal ini diakui oleh beberapa mahasisiwa saat di temui di fakultas.

   Taslim. Salah satu mahasiswa fakultas dahwah dan komunikasi jurusan kesejahteraan social semester lima, ketika di temui di lantai dua fakultas mengaku tidak mengetahui fungsi dan tujuan adanya penasehat akademiik. Ia menambahhkan jika mengalami masalah dengan perkuliahan maka akan konsultasi ke staf jurusan.

    Salah satu seorang mahasiswa yang tidak ingin di sebutkan namanya namanya mengaku bahwa seelama ini peran fungsi pembimbing akademik ( PA ) di fakultas dakwah dan komunikasi hanya sebatas validasi, yakni hanya sebatas konsultasi dan tanda tangan pengisian formulir rencana studi ( KRS ), sehingga pertemuan antara mahasiswa denga PA masih rendah dan efektivitas peran dan fungsinya menjadi tidak optimal.

     Dalam wawancara bersama Misbahuddin, wakil dekan fakultas dakwah dan komunikasi di gedung training center universitas pada ( 10 / 10 / 2015 ) lalu mempaparkan bahwa fungsi PA yang pertama itu harus mahasiswa dalam proses belajar mengajar agar dapat berprestasi , belajar dengan baik, sehingga kemudian dalam kehidupan sehari – hari itu di ikuti dengan kegiatan yang meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan lain – lain sebagainya.

   Misbahuddin juga menambahkan fungsi PA juga harus menggerakan mahasiswa dalam hal kedisiplinan agar mahasiswa sukses . Pa juga dituntut membimbing mahasiswa berahlak baik, dalam arti cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual, agar mahasiswa itu berkualitas. “ Namun, permasalah yang ada sekarang itu PA tidak berfungsi dengan baik karena tidak ada rewordnya / gajinya. Ia hanya mendapatkan dua poin SKS saja, berbeda dengan perguruan tinggi swasta yang maju PA itu di gaji. Sedangkan di uin alauddin Makassar tidak ada gajinya maka dari itu kita sulit menuntut pa bekerja dengan maksimal karena tidak ada rewordnya” imbuhnya.

    Lain halnya dengan Rahmawati Latief, dosen pindahan dari universitan Tadolako Palu. Ini mempaparkan tentang model tugasnya sebagai Pa akan selalu mengadakan pertemuan setiap satu semester maksimal dua sampai tiga kali untuk meriview perkembangan peserta anak didiknyabaik itu persoalan keluarga, financial, organisasi dan itu harus rutin di lakukan. 

     Namun “ permasalahan sekarang banyak para mahasiswa ataupun PA itu tidak saling mengenal, dan keduanya pun tidak bisa disalahkan 100 % masing – masing harus intropeksi sebenarnya”. Harus di pahami dosen sebagai penasehat akademik itu tugasnya bukan hanya tanda tangan beberapa matakuliah yang di sahkan untuk anak didiknya. Sambung Rahmawati Latief saat di temui di lantai dua fakultas dakwah dan komunikasi.

     Di akhir wawancara bersama Misbahuddin, ketika di tanyai mengenai solusi yang di siapkan terkait tidak maksimalnya fungsi PA. wakil dekan satu yang baru menjabat pada September lalu itu mengaku kedepannya pimpinan harus memikirkan agar penasehat akademik ada rewordnya. Ia berkeyakinan bahwa bila kinerja Pa maksimal, maka proses perkuliahan efektif baik dan berprestasi. 

     Kembali ia menambahkan, bahwa dalam penggangkatan PA harus mempunyai standar operasional prosedur ( SOP ), serta syarat – syaratnya. Paling tidak dari segi pangkat golongan c dan di lihat dari pengalaman dan keilmuannya. Tapi intinya harus memenuhi SOP ungkap Misbahuddin.

No comments:

Post a Comment