Kaum Muslimain dan Muslimat yang berbagai.
Kami sebagai umat islam dituntut untuk memiliki etos kerja yang islami, agar umat islam ini memiliki potensi yang cukup besar kemudian menjadi umat pekerja pada peringkat atau posisis yang dapat menjadi tumpuan dan harapan baik kualitas dan kuantitas. Seperti apakah kualitas dan kuantitas itu ? kualitas merupakan amal ibadah seseorang misalnya berpuasa pada bulan ramadhan, shalat fardu, naik haji yang mampu dan lain – lain sebagainya yang penting sesuai dengan syariat islam. Sedangkan kuantias merupakan panjang umurnya seorang hamba seperti umat nabi nabi Muhammad saw paling sampai 60, 70 dan mungkin ada yang sampai 80 tapi itu merupakan bonus. Kami sebagai umat islam di tuntut memliki kualitas yang baik karena kualitaslah yang menentukan seseorang baik dan buruk, bukan dari umurnya / kuantitasnya.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Dalam kaitan tersebut, muncul pertanyaan bahwa etos yang bagaimanakah yang di perlukan dalam bekerja untuk mencapai hasil yang baik dan mulia, terhormat dan berkah ? jawabanya adalah kembali kepada status manusia itu sendiri sebagai mahluk dan hamba Allah. Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan potensi pada dirinya untuk bekerja. Bekerja yang bersumber dari keyakinan al – Qur’an.
Allah berfirman dalam surah ( al – Qashash : 77 )
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Terjemahanya :
Dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang berbuat kerusakan.
Kami menyimpulkan bahwa ayat tersebut Allah menyuruh hambanya untuk tidak berbuat kerusakan misalnya memakan riba, korupsi, memfitnah orang lain dan lain – lain sebagainya.
Oleh kerena demikian, maka bekerja bagi umat muslim adalah suatu upaya yang sungguh – sungguh, dengan menggerakan seluruh aset, pikiran dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menempatkan dirinya sebagai hamba Allah yang harus menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyrakat ( manusia ) yang baik ( Khairu ummah ).
Nabi Muhammad Saw bersabda
• عن المقدام رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما أكَلَ أحَدٌ طَعامًاقَطٌ خيرا مِن أنْ يأ كُلَ مِن عَمَلِ يدِهِ، وإنّ نَبِيَ اللهِ داوُدَ عليهِ السلامُ يأكُلُ مِنْ عملِ يدهِ. (رواه البخاري وأبو داود وانسائي وغيرهم)
Diriwayatkan dari al-Miqdam r.a. dari Nabi SAW. bersabda:
Makanan apa saja yang dimakan seseorang, adalah lebih baik memakan dari hasil usaha tangan sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Daud as. beliau makan dari hasil tangannya sendiri.
(HR. Bukhori, Abu Daud, Nasai dan selain mereka).
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Terakhir kembali disampaikan sebuah motivasi untuk lebih maju Buanglah segala impian dan khayalan yang menyelimuti kemalasan dan kecemasan. Ubah diri menjadi nahkoda kapal yang mengarungi badai menerjang ombak menetap ufuk harapan ditambatan. keberanian adalah burung - burung rajawali yang gagah menjululang ke langit mengawasi padang - padang hamparan tanpa rasa takut. Jangan jadikan diri buih kehidupan, tepi jadilah batu karang yang tangguh dalam hempasan semangat adalah gelora samudera yang tak kenal henti.
akhir kesimpulan ceramah saya
Manusia di ciptakan Allah itu di lengkapi dengan anggota – anggota yang memang praktis untuk bekerja, terutama kedua tangan, kaki, pancaindra, dan lain – lain. Di sekitar kami terdapat alam atau sumber daya yang memungkinkan untuk bekerja menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidup ini. Bahkan bukan hanya itu. Allah menganugrahkan akal pikiran, kemudian yang lebih tinggi lagi adalah tuntunan, pedoman, dan petunjuk yang di bawakan oleh Nabiullah Muhammad Saw, yang mengandung pedoman hidup yang lengkap.
sekian wassalam...
No comments:
Post a Comment