Musim haji tahun ini tidak akan pernah di lupakan oleh banyak masyarkat khususnya yang beragama islam. karena beberapa tragedi yang memilukan / mematikan. Dimulai dari cuaca buruk hingga jatuhnya crane raksasa di Masjidil Haram yang menewaskan ratusan jamaah haji, kebakaran hotel, dan tragedi terahir ketika jamaah haji sedang melakukan ritual lempar jumrah di Mina ada ratusan jamaah terinjak – injak hingga menewaskan lebih dari 700 jamaah haji.
Aku turut perihatin dengan peristiwa di Mina. Ketika melihat tayangan Tv yang sedang meliput peristiwa itu aku benar – benar merinding ratusan orang yang sudah tidak bernyawa berserakan di mana – mana, banyak para keluarga korban khawatir, apakah sanak kelurga yang sedang menunaikan rukun kelima baik – baik saja ? Pilu kita mendengarnya. Jamaah haji asal banjar, jawa barat, harus kehilangan dua anak dan dua menantunya dalam peristiwa tragis itu. Dan ini sebagian kecil dari peristiwa itu.
Musibah di Mina memang sudah sering terjadi, semua itu sebelum dan sesudah lempar jumrah. dan peristiwa ini sudah kesekian kalinya. Memang segala sesuatu sudah di takdirkan oleh Allah SWT. Dan tak ada satu orang pun yang menginginkan peristiwa ini. Bagaimanapun proses penyelidikan harus tetap di lakukan. Apakah peristiwa ini merupakan kelalaian prosedur sehingga peristiwa ini terjadi.
Insyaallah tidak ada yang sia – sia dari kejadian ini, Allah SWT pasti memberikan imbalan terbaik bagi korban. Kelak di akhirat nanti kain ihram yang tadinya terinjak – injak itu akan menjadi saksi bagi para penggunanya.
Banyak dari para keluraga korban yang ikhlas dengan peristiwa itu. Bahkan ada juga jamaah yang bangga kalau meninggal di tanah suci. Yang salah itu kalau kita meniatkan meninggal di tanah suci karena itu perbuatan yang di haramkan Allah. Adapun kalau sudah meninggal di tanah suci itu merupakan takdir.
Lain di tanah suci, lain pula reaksi di tanah air. Pemberitaan trageni di Mina berseliweran di berbagai media baik elektronik dan cetak. Entah dari mana sumber yang di dapatkan media itu, padahal pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan hasil penyelidikan dari peristiwa itu. Eh sudah ada pemberitaan kalau penyebabanya adanya pangeran Arab Saudi menerobos jamaah. Wallahu alam.
Disis lain, ada pula pemberitaan akan ada pemancungan terhadap 30 petugas karena lalai menjalangkan tugas, lalu di kaitkan dengan jamaah iran yang membuat kekacauan. Tiga penyebab ini dapat di katakan hoax karena belum ada bukti yang signifikan. Sebaliknya media jangan sesumbar memberitakan hal – hal yang belum jelas. Karena kebanyakan masyarakat dengan mudah mencerna pemberitaan itu.
Memang media di tuntut untuk memberikan informasi secepatnya kepada khalak. Tapi, harus di barengi dengan klarifikasi kebenaran data, jangan hanya memberikan informasi dengan cepat tapi isinya hoax. Karena berita yang benar akan memberikan perubahan sebaliknya berita hoax akan membingunkan khlayak.
Siapa pun pasti memahami memenej dua juta orang dalam waktu yang berdekatan pasti sangalah sulit, dengan area yang terbatas. Belum tentu negara – negara lain mampu melaksanakan amanah ini.
Marilah kita selalu mendoakan korban jamaah haji agar ditempatkan di surga. Dan keluarga yang di tinggalkan ikhlas menerimanya.
No comments:
Post a Comment