Perjalan ini sudah di siapkan ketika dosen memberikan kontrak kuliah yang memberikan kami pilihan untuk final di luar kampus terserah di mana tempatnya yang penting bagus ! awalnya banyak teman yang menyatakan akan ketana toraja karena lebih bagus dan memiliki kebudayaan yang unik. Tiba di hari 2 – H kami kembali berdiskusi masalah tempat karena banyak teman yang tak memiliki angkos dan dosen pun sibuk akhirnya keputusan di ambil ke Somba opu saja.
Tepatnya hari kamis kami mulai mempersiapkan keberangkatan mulai membayar ongkos makan, mempersiapkan kendaran dan lain – lainnya.
Hari sabtu. Maaf ya terlambat semalam begadang ! oh, tidak apa – apa. Hp nya kembali berdering halo,,oh ia dia baru saja datang, dari siapa ?
Ratna, dia ingin bicara sama kamu !
Halo ratna maaf ya terlambat suaranya tidak jelas dan hilang..
Ayo kita berangkat, mana teman - teman yang lain sudah berangkat semuami kekampus satu.
akhirnya kami berangkat kekampus satu untuk berkumpul bersama teman -teman, masih di dalam kampus tepatnya di gasebo Fakultas Dakwah dan Komunikasi teman dari jurnalistit A masih ada sekitar 6 orang yang belum berangkat saya kembali berheti.
ada apa kok belum beragkat ?
dedi, ia nih motor tidak cukup teman yang sudah di janjikan belum datang juga.
kalau begitu saya duluan ya ?
dedi, ia
pip,,,suara motorku yang memberi isyrat kalau kami beragkat duluan.
saya memilih jalan haertasning agar lebih cepat sampainya sepanjang jalan jauh dari kata kemacetan tidak seperti hari biasa kendaraan mengular, bahkan harus berebutan dengan pengendara lain, maklum jalan ini adalah salah satu jalan penghubung antara Gowa dan Makassar yang di lalui mobil super besar/ atau mobil pengangkat material pasir. tiba di jalan emy saelan kami harus menghentikan laju motor karena ada perbaikan jalan dan harus eksta hati - hati.
pip, pip, pip suara motor dari arah belakang, siapa itu lisa ?
oh, temanta dari jurnalastik ternyata mereka terlambat juga
saya melempar senyum ke arahnya, saya senang ternyata ada teman yang terlambat juga.
kami berenam terus berjalan besama terkadang juga harus berhenti untuk berbagi jalan dengan pengendara lain.
senang rasanya melihat teman - teman belum berangkat, mereka berkumpul di teras mesjid. mana bapak ? belum datang padahal sudah lewat jam 08.00. tunggumi saja. dari arah belakang ribut dan masih nampak sibuk menelpon ada apa ? teman - teman yang lain masih di kampus, kukira datang semuami. ini mau bicara ratna.
halo ada apa kukira kamu duluan tadi ?
ratna, tidak pi masih di kampus dua ka ini ada juga mita, dengan satriani sahutnya nasi kota juga tidak ada yang bawa.
saya, kembalika pale kesitu tungguma, tet,,tet.hpnya mati.
sekitar dua menit saya tiba terpaksa harus kembali ke kampus dua, oh ia saya kembali karena saya yang bertanggung jawab untuk memawa nasi kotaknya dan harus mengecek teman - teman yang lainnya apakah sudah lengkap karena saya keti. Motor melaju kencang terkadang sampai 80 km perjam, kali ini saya melewati jalan syeh yusuf tidak banyak yang saya ceritakan disini karena ngebut mengendarai motor. jangan di contoh.
jaraknya sekitar sepuluh meter saya tersenyum kepadanya, mukanya nampak kesal. karena sebelum berangkat saya sudah berjanji untuk beangkat sama - sama. oh ia ratna menungguh di gasebo yang tadi di temati dari teman jurnalstik A kini ia sudah tiak ada sudah berangkat mungkin.
faiz : maaf ya saya tidak tahu kalau kamu masih disini.
ratna : tegamu mutinggal ki,,
faiz, nabilang lisa sudah berangkat semuami makanya saya langung berangkat juga.
ratna , kutelpon tadi,,,
fais, ia tapi suaramu tidak jelas dan tiba - tiba hp mu mati, cetusku,,
ratna oh.
suasana kembali hening semuanya asyik bermain gedjet. saya kembali membuka pembicaraan siapa lagi di tunggu ini ?
mita; om di tunggu ( salah satu teman kami tidak tahu kenapa dia di panggil om )
saya, oh ada di manami ?
mita, katanya sudah kemarimi, tapi lamami nabilang kemari tidak sampai - sampai juga.
saya, sama siapa dia kemari ?
mita, sama Fadli,,
saya, oh.
suasana kembali diam semaunya kembali asyik bermain gedjet masing - masing, sesekali juga ratna foto - foto sekedar menggusir kepenakan menungguh. kurang lebih 30 menit kami menunggu baru mereka datang. ratna, itu datangmi om,,
om, maaf di terlambatka,
semuanya menyahut tidak apa - apa om.
kami berangkat bersama - sama kekampus dua, sedangkan bagi saya ini keberangkatan yang kedua. sepanjang jalan sih tidak ada hal yang berkesan, sesekali harus berhenti untuk saling menungguh. di jalan saya terkadang melihat rombongan warga yang sedang kerja bakti membersikan got - got dan menebang beberapa pohon yang menjulang sampai kejalan.
hendak berangkat kekampus1 |
9.30 kami sudah ada di jembatan yang menghubungkan antara benteng dan makassar sebelum masuk kami di berhentikan beberapa masyrakat untuk membayar karcis katanya ! sesudah membayar kami pun di persilakan masuk kedalam.
kesan pertama setelah melihat benteng somba opu jalan becek dan berlubang, tidak ada petunjuk jalan untung ada teman - teman yang menungguh kedatangan kami, jadi tidak perlu mencari rumah yang kami kontrak untuk istirahat.
sampai juga di tujuan kami, banyak teman yang senang nampak juga ada yang berfoto bersama atau bercerita mengenai perjalan yang tidak sesuai dengan apa yang di rencanakan, benar kata bapak kalau bukan sekarang kapan lagi. kami berkumpul bagaikan keluarha kecil jurnalisti angkatan 013 suasana yang jarang terjadi.
kami berkumpul di atas rumah dan di berikan arahan mengenai apa yang harus di isikan di kertas putih tersebut mulai hal - hal yang ganjil atau hal yang bersifat mistis katanya di benteng ini terkenal juga cerita mistisnya. usia di berikan instruksi bapak mempersilakan kami untuk mulai mewancarai atau mencari informasi mengenai benteng somba opu.
saya berjalan ke arah barat di jalan banyak tumpukan sampah yang tidak teratur, benar - benar kotor padahal tempat ini adalah bukti peninggalan sejarah yang perlu di rawat dan juga di jadikan sebagai tempat pariwisata. kita tiggalkan pembahasan kotor dan tidak terawatnya saya ceritakan sedikit sejarah benteng simak yuk,,
Benteng Somba Opu adalah benteng yang didirikan pada awal abad ke-16 atas usaha Sultan Gowa ke-IX yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna tepatnya pada tahun 1525.
Pada pertengahan abad ke-16, benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuwan. Pada tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak direkonstruksi sehingga tampak lebih indah. Kini, Benteng Somba Opu menjadi sebuah obyek wisata yang sangat menarik, yaitu sebagai sebuah museum bersejarah.
itu adalah sejarah singkatnya gays kalau anda berkunjung ketempat ini dapat menikmati bentuk-bentuk rumah tradisional Sulawesi Selatan seperti rumah tradisional Makassar, Bugis, Toraja, Soppeng, Gowa, Mandar, dan lain lain sebagainya yang ada di sekitar benteng pokoknya anda tiak akan merugi jika bekunjung ke tempat ini.
rumah adat toraja |
gambar meriam polong
Gays usai berkunjun ke meriam Polong saya tertarik untuk mengunjungi salah satu musium tempat penyimpanan benda - benda peninggalan Benteng Somba Opu seperti inilah Musium yang bernama Baruga Somba Opu.
koleksi dalam Musium
Tugas selesai kami kerjakan kami kembali kerumah adat Soppeng dan berkumpul bersama mendengarkan kembali nasihat dari bapak. setelah itu baru foto - foto bersama.
gambar kami bersama |
sekian dan terimakasih wassalam,,,,
No comments:
Post a Comment