iklan

Wednesday, 15 January 2014

BAHASA TULIS DALAM JURNALISTIK

Bahasa merupakan aspek terpenting dalam dunia harus di tuangkan dalam bentuk-bentuk bahasa.Tanpa bahasa, maka tugas dan karya jurnalistik di pastikan tidak ada. Dari tahun ke tahun, bahasa jurnalistik pun terus tumbuh dan berkembang di kalangan pers atau jurnalis. Bahasa jurnalistik telah barkembang menjadi ragam bahasa tersendiri yang ikut memperkaya ragam-ragam bahasa lain dalam bahasa Indonesia. Bahasa telah mendapat tempat di hati masyarakat, seperti ragam bahasa lainya seperti ragam kedokteran, ragam hukum, ragam iklan, ragam militer, ragam pemerintah, dan sebagainya.

A.BAHASA JURNALISTIK

Bahasa jurnalistik dapat dikatakan sebagai gaya bahasa yang dipakai wartawan dalam menulis berita. Banyak orang menyebut bahasa produktif adalah bahasa yang di pakai jurnalistik sebagai bahasa. Bahasa juga sangat dipengarui oleh kebiasaan berbahasa yang dianut oleh suatu institusi media. Dari segi persyaratan, setidaknya ada dua ciri utama dari bahasa jurnalistik, yaitu komunikatif dan spesifik.

Komunikatif, berarti bahasa yang di gunakan bersifat langsung menuju ke pokok persoalan (to the point), lebih berorientasi pada pemakaian kata yang berlebih denotatif, dan tidak bertele-tele, Komunikatif lebih menekankan pada aspek pemehaman yang jernih dari pembaca. Spesifik berarti bahasa yang digunakan terdiri atas kalimat yang pendek, kata-kata yang jelas, gaya penulisan yang sederhana sehingga mudah di mengerti oleh pembaca.

Sebagai ragam bahasa, kehadiran bahasa jurnalistik dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut;
  • karna adanya keterbatasan ruang dan waktu yang dimiliki oleh wartawan untuk menulis berita. Bahasa jurnalistik dapat membantu wartawan untuk menulis berita tanpa meninggalkan unsur-unsur pokok dalam berita tersebut.
  • karna mobilitas pembaca yang tinggi sehingga menjadikan kepentingan pembaca terhadap media menjadi terbatas. Banyak pembaca yang hanya sekedar memperoleh informasi semata, tanpa mau membaca seluruhnya. Untuk itu, bahasa jurnalistik yang lebih lugas dan informatif harus menjadi acuan, khususnya dalam penyajian head line atau lead berita.
  • karna pembaca bersifat universal sehingga bahasa jurnalistik harus mudah dibaca oleh setiap orang denga latar belakang pendidikan dan tingkat intelektual yang minimal.

Dalam perkembanganya,raagam bahasa telah memiliki posisi yang semakin kuat dimata masyarakat,bahkan bahasa jurnalistik dapat dikatakan telah menjadi entitas ragam bahasa baru yang memilki dinamika yang pesat.Dengan menyebut istilah bahasa Koran, bahasa radio dan televisi,  ragam bahasa jurnalistik telah dinikmati masyaarakat. Posisi strategis dari bahasa jurnalistik diantaranya dipengaruhi oleh (a) sifat kekhasan bahasa jurnalistik yang digunakan dikalangan wartawan dan media (b)sering menjadi reperensi dalam praktik berbahasa masyarakat sehingga menjadi trendsetter penggunaan bahasa lisan maupun tulisan, dan, (c) sifat bahasa jurnalistik yang tetep menjadi subsistem dari bahasa Indonesia.

B.CIRI CIRI BAHASA JURNALISTIK

Bahasa perlu memperhatikan bahasa yang lazim yang berlaku di masyarakat. Bahasa yang baik adalah bahasa yang mampu mengedepankan inforamasi dan makna yang utuh dari setiap tulisan.

Setidaknya,ada beberapa ciri-ciri bahasa jurnalistik yang perlu kita ketahui bersama, diantaranya sebagai berikut.

Sederhana
Sederhana, maksudnya bahasa yang digunakan lebih berorietas pada kata-kata atau kalimat yang paling banyak diketahui sebagai besar kalangan pembaca. Bahasa jurnalistik perlu memperhatikan aspek heterogenitas pembaca yang memilki beragam variable.

Singkat
Singkat,maksudnya bahasa yang digunakan langsung ke pokok masalah, tidak bertele-tele, tidak panjang dan tidak membosankan waktu pembaca.

Padat
Padat,maksudnya bahasa yang digunakan bersifat padat informasi,dengan memakai kata / kalimat yang informasi penting yang banyak dan menarik bagi para pembaca.

Lugas
Lugas,maksudnya tidak ambigu ,tegas,sesuai makna yang dituju.dengan bahasa yang lugas,pembaca akan terhindar dari kesalahan persepsi dan konklusi.

Jelas
Jelas,maksudnya bahasa yang digunakan mudah dipahami maknanya,tidak biasa,bagi dari segi makna,susunan kata,maupun kalimat.

Jernih
Jernih, maksudnya bahasa yang digunakan transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang negative, berbau fitnah atau prasangka. Bahasa jurnalistik lebih mengedepankan aspek fakta, kebenaran dan kepentingan bagi publik.

Menarik
Menarik, maksudnya bahasa yang digunakan harus mampu membangkitkan minat dan perhatian dan dapat memicu selera baca. Bahasa jurnalistik semestinya tidak membosankan, bahkan terkadang dapat berunsur seni.

. Demokratis
Demokratis, maksudnya bahasa yang digunakan bersifat unifersal,tidak mengenal tingkatan sosial, golongan, dan kedudukan. Bahasa jurnalistik berlaku untuk siapa pun dan bersifat universal.

Selain ciri ciri di atas,bahasa jurnalistik perlu mrngutamakan pola kalimat berjenis aktif. Kalimat aktif dalam penyajian berita terbukti lebih mudah dipahami dan lebih dsukai pembaca. Penggunaan kalimat aktif dalam penyajian berita dapat lebih memperjelas pemahaman pembaca . Disamping itu, karna sifat pembacaan umum, maka bahasa jurnalistik juga perlu menghidari penggunaan kata atau istilah teknik yang akan mempersulit pemahaman pembaca.Dengan demikian, jurnalistik tidak mampu menjadi penyambung informasi kapada pembaca. Kata atau istilah teknis, pada dasarnya dapat diupayakan disajikan dalam bentuk kata atau istilah yang umum agar pembaca dapat memahami.

Satu hal yang penting bahasa jurnalistik pun harus tetap tunduk dan patuh pada kaidah dan etika bahasa Indonesia yang baku.Jurnalitik harus mampu mengembang misi edukasi untuk memberikan contoh berbahasa yang baik dan benar, yang sesuai dangan kaidah dan etika yang baku, tentu akan menjadikan perusahaan yang penerbit media lebih propesional dan mememiliki reputasi kuat di masyarakat.

c. PEDOMAN PEMAKAIAN BAHASA

Dalam kaitan pemakaian bahasa, berikut disajikan pedoman pemakaian bahasa pers yang pernah dikeluarkan oleh persatuan wartawan Indonesia  (PWI) di Jakarta. Adapun aspek penting menjadi perhatian dalam konteks bahasa, antara lain sebagai berikut.

a. Wartawan hendaknya konsekuen melaksanakan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan .

b. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau angkronim.kalaupun harus menulis akronim, maka satu kali harus menjelaskan dalam tanda kurung kepanjangan akronim tersebut supaya tulisanya dapat dipahami khalayak ramai.

c. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan bentuk awal atau repleks. pemenggala kata awalan me-dapat dilakukan dalam kepala berita mengingat keterbatasan ruang. Akan tetapi, pemenggalan jangan sampai disamaratakan sehingga merembet pula ketubuh berita.

d. Wartawan hendaknya menulis denga kalimat-kalimat pendek. pengutaraan pemikirannya harus logis, teratur ,lengkap dengan kata pokok, sebutan, kata tujuan (subjek, predikat, objek). Menulis dengan induk kalimat dan anak kalimat yang mengandung banyak kata akan membuat kalimat tidak dapat di paham, lagi pula prinsip yang harus di pegang ialah”satu gagasan atau satu ide dalam satu kalimat”.

e. Wartawan handaknya menjauhkan diri dari ungkapa klise yang sering kali dipakai dalam transisi barita, seperti kata-kata sementara itu,dapat ditambahkan, perlu diketahui, dalam rangka.Denga demikian,a kan menghilangkan monotomi (keadaan / bunyi yang selalu sama saja) dan sekaligus menerapka penghemat kata.

f. Wartawan hendaknya menghilagkan kata mubazir, seperti adalah ( kata kerja kopula ), telah ( penunjuk kata lampau ), untuk  ( sebagai terjemahah to ), dari ( sebagai  terjemahan kata of ), bahwa (sebagai kata sambung ), dan kata jamak yang tidak perlu diulang.

g. Wartawan handaknya mendisiplinkan pikiran agar tidak mencampuradukan dalam satu kalimat bentuk pasif dan aktif.

h. Wartawan hendaknya manghindari kata - kata asing dan istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita. Kalaupun terpaksa menggunakannya,maka satu kali harus dijelaskan pengertian dan maksud istilah tersebut.

i. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah tata bahasa.

j. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya ,dan karangan yang baik dan nilainya dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik penyajian.




No comments:

Post a Comment