iklan

Saturday, 1 November 2014

Jemarimu Harimaumu

Kalau dulu kata pepatah yang berbunyi " Mulutmu Harimaumu" untuk menggambar seseorang yang suka mengucapkan kata - kata yang tajam dan menyakitkan, Maka di zaman digital dan internet di zaman sekarang pribahasa tersebut perlu di ganti menjadi ''Jemarimu Harimaumu". Kata - kata tajam dan menyakitkan tidak lagi di ungkapkan melalui mulut, Namun di ungkapkan melalui tulisan di media jejaring. khususnya media sosial. Dengan apa tulisan itu di buat ? pastilah melalui jari - jemari. Sebuah postingan di media sosial seperti facebook, twitter dan sebagainya. Dapat menimbulkan permasalahan atau kebencian, permusuhan, bahkan di masukan kedalam penjara apa bila yang di tulis tersebut menyinggung, menyakiti seseorang atau kelompok.

Seperti kasus Muhammad Arsad yang akhir - akhir ini lagi hangat di beritakan media massa, karena kesalahan memposting sebuah gambar porodi jokowi di sebuah akun sosial, meskipun ia tidak mengetahui apa yang di posting tersebut baik atau buruk dan meskipun tak bermaksud menghina presiden yang ketujuh ini. namun, karena ketidak tahuannya apa yang posting tersebut itu akhirnya  di jeploskan kepenjara.

Di dumay kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi beberapa bulan yang lalu juga terjadi seperti kasus Florence Sihombing, yang menumpahkan kemarahannya kepada warga kota Yogyakarta. Meskipun kejadian ini sering terjadi namun masyarakat tidak pernah belajar dari kasus serupa.

Kata - kata bisa setajam pedang, jika dulu lidah tak bertulang, maka sekarang jari - jari yang begitu lentur menggetik atau mengunggah gambar yang menyakitkan sekelompok orang.

Jemarimu adalah harimaumu, itulah kata yang pas untuk menggambarkan perilaku penduduk maya yang tidak mikir panjang sebelum memposting status di jejaring sosial.

Anda boleh marah, anda boleh kesal, anda boleh tidak suka terhadap seseorang atau kelompok, kepada suatu agama, kepada suatu bangsa dan sebagainya jangan anda ungkapkan kekesalan anda itu melalaui sosial media. efekknya sungguh luar biasa yang tidak terpikirkan oleh anda. Anda bisa di jebloskan kedalam penjara, bahkan nyawa anda bisa melayang.

Tidak semua orang mengerti apa yang anda posting, tidak mengerti bahwa anda sedang bercanda, meskipun itu sekedar iseng. Namun, dengan penyebaran yang begitu cepat di dunia maya. Siapa yang bisa paham tentang candaan anda ?

Muhammad Arsad di tahan sejak 23 oktober lalu, di mabes polri. Arsad dan keluarga kini dapat bernapas lega presiden Joko Widodo memaafkannya, Jokowi juga menangguhkan penahanan terhadap Arsad. Saya berharap semonga arsad mendapatkan pembebasan sepenuhnya tanpa ada lagi penangguhan.

Meskipun reaksi masyarakat berbeda - beda namun sekarang, Nasi kini menjadi bubur.

No comments:

Post a Comment