iklan

Friday, 18 April 2014

devinisi filsafat menurut para ahli

A. Pengertian Filsafat
1. Filsafat secara etimologi 
        Kata filsafat, yang dalam bahasa arab di kenal dengan istilah falsafa  dan dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari kata yunani philoshopia . Kata philoshopia  atas kata philein yang berarti cinta ( love ) dan sopia yang berarti kebijaksanaan  ( wisdom ), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan ( love of wisdom ) dalam yang berarti yang sedalam dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf, pencinta dan pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali di gunakan oleh Pytagoras ( 582 - 496 SM ) Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, pengertian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak yang di pakai sekarang. ini dan di gunakan oleh Socrates  ( 470 - 399 SM ) dan para filsuf lainnya.

2.  Filsafat sebagai Terminologi

         Secara terminologi adalah arti yang terkandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan batas dari maka filsafat itu banyak maka sebagai gambaran perlu  di perkenalkan  beberapa batasan.

Definisi filsafat menurut beberapa ahli
  1. Plato : berpendapat bahwa fisafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencoba pengetahuan yang sali.
  2. Aristoteles : filsafat adalah pengetahuan meliputi ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang di mendalam terkandung ilmu - ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, san estetika ( filsafat pengetahuan ).
  3. Rene Descartes ; filsafat adalah kumpulan - kumpulan di mana semua ilmu pengetahuan di mana tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penelitian.
  4. Al Farabi ; filsuf arab mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat  alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
  5. Immanuel Kant; Menurut kant filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal ilmu pengetahuan yang di dalamnya tercangkup masalah epistemologi ( filsafat pengetahuan ) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
  6. Langeveleld; Mahaguru Rijks - Universiteit Ultrech ini berpendapat bahwa berpikir tentang masalah - masalah yang akhir yang  menentukan yaitu masalah - masalah yang mengenai makna keadaan tuhan, keabadian, dan kebebasan.
  7. Hasbullah Bakry ; Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu tang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikat sejauh yang dapat di capai akal manusia seharusnya telah mencapai pengetahuan itu.
  8. N. Driyarkara : Filsuf indonesia ini berpendapat bahwa filsafat adalah perenungan yang sedalam - dalamnya tentag sebab - sebab', ada dan berbuat,' perenungan tenttang kenyataan ( reality ) yang sedalam - dalamnya sampai ke', mengapa', yang penghabisan. yang mutlak dan yang mendalam, yang tetap yang tidak berubah, yang di sebut hakikat.
  9. Harold H. Titus : Filsafat adalah kemampuan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya yang biasanya di terima secara tidak kritis. 
  10. Prof. Dr. Muhammad Yamin : Filsafat adalah pemusatan pemikiran sehingga manusia menemui kepribadian seraya di dalam kepribadiannya itu yang di alaminya kesungguhan.
  11. Prof. Dr. Ismaun, M. Pd. : Filsafat adalah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh - sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal atau mencapai dan menentukan kebenarannya yang hakiki ( pengetahuan dan kearifan atau kebenaran yang sejati ).
  12. Cicero ; Filsafat adalah sebagai  "ibu ( yhe mother of all the arts" ) ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae ( seni kehidupan ).
  13. Johann Gotlich Fickte ; filsafat sebagai Wissenchaftlehre ( ilmu dari ilmu - ilmu, yakni ilmu umum yang menjadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
  14. Notonegoro : Filsafat menelaah hal - hal yang di jadikan objek dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak  berubah, yang di sebut hakekat.
  15. Driyakarta : Filsafat sebagai perenungan yang sedalam - dalamnya tentang sebab - sebabnya ada yang berbuat tentang kenyataan yang sedalam - dalamnya sampai " mengapa yang penghabisan".

No comments:

Post a Comment