Cinta adalah sebuah kata ajaib yang dapat mengubah segalanya. ibarat sebuah lautan, maka ombak adalah cintanya. ibarat sebuah malam yang kelam, maka bintang adalah cintanya, ibarat sebuah warna - warni dalam bentangan kanvas putih, ibarat sebuah gula yang memaniskan secangkir air yang tak terasa, ia secuil energi, pembakar semangat, pematik gairah hidup bagi insan - insan di penjuru dunia. bahkan lebih dari itu semua, dua cinta bermuaralah yang menjadikan kita ada di dunia lewat ayah dan bunda. Sungguh kemurahan Allah, yang telah menjadikan cinta - cinta itu bersemi dalam segumbal daging yang tersembunyi di tiap manusia.Coba tanyakan pada semut yang ada di halaman rumah, kumpulan satwa yang menjaga anaknya dari ganasnya hutan rimba, apakah mereka ada di dunia ini karena cinta ? yang pasti tanpa berkata pun kerja merekalah yang membuktikan bahwa ada geliat cinta yang menggerakan itu semua.
Berbicara tentang cinta, tentu sangat luas cangkupannya. cintalah yang membuat seseorang menjadi pemberani, berani kalau cintanya terancam tidak lestari atau bahkan penakut, takut kalu cintanya pergi, hilang, atau di rebut oleh orang lain. Hampir di pastikan setiap mahluk merasakan cinta. ia tak akan mengerti sebelum ia merasakannya sendiri. pada fitrahnya memang ini tidah salah, Namun kelanjutannya mau di bawah kemana cinta ini ? tentu menjadi pilihan setiap mahluk yang menjalaninya apakah perasaan itu akan di jadikan buah ladang pahala, atau di jadikan sesuatu yang tercela.
rasa cinta dapat tumbuh dimana dan kapan saja, apakah kita sering bersama si dia dengan kurun waktu yang tertentu, apakah karena kebaikannya, adanya kesamaan sifat, atau bahkan sifat benci yang berlebihan terhadap si dia dapat di putar balikan menjadi rasa sayang yang tak terhingga. lebih aneh lagi rasa cinta buta, tidak tahu asalnya dari mana, meski tak kenal seseorang dapat di tumbuhi bibit ini,,
Pilihanya tentu mau di apakan cinta itu, apakah akan kita suburkan atau matikan ? di setiap pilihan tentu akan ada resikonya. jika memutuskan menumbuh suburkan cinta tersebut, artinya kita siap dengan semuanya, bersiap untuk menerima kenyataan kalau di kemudian hari si dia bukan jodoh, bersiap dengan kata "aku tak cinta kamu lagi"' kita putus aja ya, kalau si dia mulai bosan dengan kamu atau yang lebih vatal lagi kamu harus siap menanggung timbunan dosa jika cinta itu melanggar rambu - rambu, moral dan agama. namun tak dapat di pugkiri jika cinta langgeng sampai ke pelamin tentu akan memberikan kebahagian.
berbicara dengan opsi yang kedua, mematikan cinta, tentu cara yang tidak mudah dan yang pasti menyakitkan,dan bukan proses yang instant. siapa saja yang pernah melakukan proses ini aku salut padamu, sesungguhnya membunuh cinta itu ibarat membunuh fitra rasa manusia yang belum saatnya, bahkan tidak jarang di dalam pemberitaan kita sering mendengar orang yang mengakhiri hidupnya karena cintanya tidak terbalas, atau tidak di restui dan masih banyal lagi macamnya. menyakitkan sebentar untuk mulai kedamaian hati yang lebih panjang. rasa itu hanya bisa dikurangi dan di biarkan mengalir sebagaimana mestinya. hingga di suatu saat kita akan mengetahui kalau apakah rasa ini hanya perasaan sesaat atau rasa itu semakin membuncah,,
cinta adalah sebuah mesteri seperti halnya kehidupan ini yang kadang memunculkan harap yang nantinya harapanlah yang memunculkan semangat, dan semangat itulah yang akan memberikan energi untuk melakukan yang terbaik. Namun, yang terpenting dari semuanya. hakikat kita mencintai harus bermuara pada Allah, Dialah Maha cinta. tak pantas kita menggadaikan cinta-Nya apalagi kepada mahluk ciptaan -Nya. usaha - usaha kita dalam mencari cinta harus pun dalam rangka mencapai ridohnya, jika Allah ridho tentu ia akan cinta kepada kita, jika Allah cinta tentu ia akan mencarikan cinta yang terbaik buat kita. Wallahu alam...
Kesendirianku di sudut kost,,,,,
No comments:
Post a Comment