sore itu, minggu 28 desember 2014, saya menatap keramaian kampus universitas uin alauddin makassar. aku menatap mahasiswa yang lalu lalang, berjalan cepat dengan bawaan buku - buku modul yang ekstra berat. Mataku melirik kekiri dan kekanan menanti seseorang yang sudah tiga bulan tak bertemu denganku, aku yang kebetulan berada di kampus sekalian menyempatkan diri untuk pulang bersamana ke Makassar bersama narasumber utamaku, nurul.
jarum jam tangan yang ada di lenganku sudah menunjukkan jam 16.00, tak terasa aku telah menungguh hampir setegah jam namun sosok yang aku nantikan tak kunjung datang, bekali - kali saya mengirim sms tapi tak kunjung ada balasan, saya tetap menungguh, Bosan, aku berjalan - jalan di area pelataran bundaran air yang sudah tidak befungsi, kampus uin Alauddin Makassar lahannya cukup luas, dan banyak di tumbuhi pohon mangga saya masih di tempat semula.
Entah sudah berapa kali saya bolak balik, berjalan maju mundur, orang yang aku nantikan tak kunjung terlihat. Hapeku bergetar " saya sudah di depan kampus tarbiyah" akhirnya nurul membalas sms ku, saya mengetik balasan SMS sambil membelakangi orang yang berada di belakangku "saya sudah ada di depan kampus dari tadi, di sebla mana sih !! " aku memberi penekanan. bunyi suara dering hp berada di belakangku, aku langsung berbalik bedan, cewek berhijab sedang mengetik sms, saya berjalan kearahnya, saya kaget dan bertanya kepaanya,,,,
" Nurul ?? " suaraku memanggil namanya,,
"Oh, yang tadi di belakan saya ternyata kamu" jawabnya
saya masih sedikit heran melihat penampilan baru Nurul, ia terlihat berbeda dari sebelumnya, rambutnya panjang yang biasanya terurai kini tertutup rapat oleh jilbab yang berwarna hitam, baju pendek yang biasanya ia kenakan kini terganti oleh kemeja lengan panjang berwarna ungu, jelana jeans yang biasa ia kenakan kini berganti rok panjang. aku salut kepadamu nurul atas penampilan yang barumu nurul.
"kapan pake hijab nurul ? "tanyaku, masih sedikit penasaran. aku masih sedikit kurang percaya Nurul yang biasanya mengguakan pakain ketat kini menjadi faminim dan alim.
"sudah lama kok fai " jawabnya santai
"berapa bulan ?"
"baru satu bulan sih "dia tertawa lebar, lesung pipinya langsung mengembang di pipi kuning langsat. aku berbicang dengan nurul di atas motorku yang melaju ke Makassar kebetulan jalanan sangat macet menuju kontrakkanya.
****
Tiga tahun lalu saya bertemu dengannya saat saya kelas tiga SMA, saat SMA aku tidak terlalu mengenal nurul. dia anak pendiam, yang duduk di kursi paling depan, sedangkan saat itu saya duduk di belakang yang berada di pojok kelas. saat sma saya jarang berbicara dengan nurul, saya hanya mengetahuinya kalau ia teman kelasku. ia anak yang rajin jika di kelas, rajin mengerjakan tugas, mengikuti kegiatan sekolah, ia juga aktif di organisasi sekolah osis.
akhirnya kami sampai di kost nurul, jalan manuruki raya no 1. tempatnya cukup bagus, didalamna kost berisi lemari pakaian, dispenser keluaran baru yang dapat menghagatkan air dan mendiginkan, disisi kanan terdapat tempat tidur yang berwarna merah, raungannya cukup rapi.
perbincangan di dalam kost di awali dengan perbincangan mengenang kembali masa - masa SMA. adakalanya nurul bertanya tentang nasib teman - teman yang lain atau ada di mana mereka sebagaian ? atau kulaih di mana ? saya tidak terlalu memberikan jawaban yang memuaskan karena hanya sedikit yang saya ketahui tentang mereka. namanya Muh Aji Akbar, itu teman yang berasal dari beru - beru kini dia berada di kalimantan dan bekerja sedangkan yang lainnya Dina, Aisyah, yuki, wahida, dan iton kuliah di mamuju.
meski kami bersamaan lulus pada tahun 2012 tapi ia lebih senior di kampus uin, alauddin makassar. ia kini semester lima dengan hurusan biologi, ia sedikit bercerita tentang pengalamannya selama ini, fai di makassar ini cukup bernaya loh, logat jawanya masih dapat ku dengar dengan pasti ketika ia berbicara, kok, bisa kenapa memangnya ? saya sudah dua kali saya kehilangan barang - barang yang pertama itu uang enam juta, dengan leptop, yang kedua itu uang kalau disini hati - hati ko, jangan menyimpang barang sembarangan kalo tidak bisa hilang nanti. ucapnya sambil menasehatiku. aku hanya tersenyum mendengar nasehat dari nurul, percakapan kali ini harus saya sudahi, jam sudah menunjukkan pukuk 19.00 wita. Nurul mengantarku sampai depan kostnya sambil mengucapkan kembali lagi, ya kalau ada kesempatan masih banyak yang ingin saya tanyakan padamu.
Muhammad Faisal
" yang terlewati dan tak terlupakan"
di kampus setelah selesai final.
No comments:
Post a Comment